Merinding!!....Bahaya meletakan Ponsel di Payudara Kata Ahli Kesehatan |
Tren wanita meletakan ponsel di payudara kini mewabah di seluruh dunia. Bahkan tren ini menjadi viral baru di dunia. Padahal cara ini berisiko menganggu kesehatan.
Seperti dilansir Daily, Selasa (18/10/2016), tren ini langsung mendapatkan popularitas setelah sejumlah ilustrasi komik mulai beredar, komik yang menunjukkan wanita berdada menyeimbangkan telepon mereka di dada mereka.
Dan sekarang wanita-wanita mulai mengunggah cara ini di Twitter dengan gambar dan video dari diri mereka sendiri menarik.
Padahal jika kita lihat dari kacamata kesehatan, khususnya bila ponsel diletakkan dekat payudara, peneliti menilai adanya kemungkinan risiko kanker payudara.
Seperti disampaikan Presiden dan Pendiri Environmental Health Trust, Devra Davis Ph.D yang mengaku pernah mendokumentasikan tujuh kasus perempuan muda yang memiliki tumor kanker di tengah payudara. Ia mengatakan, semua wanita tersebut selalu membawa telepon genggamnya di saku dada selama 10 tahun.
“Biasanya kanker payudara muncul di pinggir payudara bukan di tengah dada. Maka itu kami beranggapan kalau menaruh ponsel di saku berisiko kanker payudara dan berlaku bagi pria dan wanita,” kata Devra, seperti dikutip Grandparents,.
Devra menyarankan, untuk selalu membawa telepon genggam Anda dalam tas atau tempatnya. Selain itu, baca peringatan produsen ponsel untuk mengetahui cara aman membawa ponsel. Anda juga perlu ingat untuk bertanya tentang Specific Absorption Rate (SAR) atau tingkat frekuensi radio (RF) untuk mengetahui penyerapan energi tubuh dari ponsel Anda.
Federal Communications Commission (FCC) sebelumnya telah mengadopsi batas paparan yang aman terhadap energi RF dari ponsel yakni tingkat SAR 1,6 watt per kilogram (1,6 W / kg).
Selain itu, matikan ponsel jika Anda tidak menggunakannya. Karena pancaran radiasi juga berpotensi risiko kanker, waspadalah terhadap daerah dengan sinyal lemah. Karena Ponsel diprogram untuk bekerja lebih keras-memancarkan sinyal ketika kekuatan sinyal lemah.
Sumber : sindonews.com